21
Sep
11

Inilah Alasan Mengapa Kita Dilarang Memotret Di Area SPBU…

Kalo kita mampir ke SPBU akan nampak rambu2 peringatan yang biasanya berupa gambar. Ada larangan merokok, menggunakan handphone hingga memotret. Nah untuk kegiatan memotret masih banyak yang belum memahami mengapa kita dilarang melakukan aktivitas jeprat jepret khususnya jika berada di dekat dispenser pengisian BBM. Kenapa sih koq motret aja ampe gak boleh ??? berikut penuturan Media Relations Manager Shell Indonesia, Sri Wahyu Endah. 

Memotret ‘dilarang’ dilakukan di area dispenser karena area tersebut merupakan zone 0 (area yg selalu ada uap bahan bakar yg mudah terbakar) atau zone 1 (area yg kemungkinan besar ada uap bahan bakar) terutama jika saat berlangsung aktifitas pengisian BBM ke mobil atau lainnya.
Memotret di area tersebut diperbolehkan jika spesifikasi alatnya : EX (explosion proof) atau IS (Intrinsically Safe). Jadi kameranya harus yg berspesifikasi boleh di pakai di tempat yang ada bahaya kebakaran atau ledakan. Inipun harus disertifikasi (certified) & menggunakan PTW (Permit To Work)
Biasanya hal ini disiasati dengan :

  • Jarak pengambilan gambar, arah pengambilan gambar & tidak menggunakan lampu flash.
  • Jarak untuk meyakinkan di zona aman saat memfoto.
  • Arah untuk menghindari arah angin yg mungkin ada uap bahan bakarnya.
  • Tidak memakai flash karena cahaya blitz juga bisa berpotensi sebagai ignition source.

 


30 Tanggapan to “Inilah Alasan Mengapa Kita Dilarang Memotret Di Area SPBU…”


  1. 1 HSE
    21 September 2011 pukul 10:04 am

    Baru tau toh…kirain udah tau dari dulu

  2. 21 September 2011 pukul 11:32 am

    Jadi kenapa??gak jelas.(penjelasan ilmiah)
    Klw Cuma blitznya? Tinggal matiin blitnya

  3. 21 September 2011 pukul 1:38 pm

    dulu pernah ada kerjaan motret seluruh POM Shell di Jakarta untuk materi launching.. pake SLR biasa, tapi ga boleh pake blitz..

  4. 21 September 2011 pukul 3:24 pm

    kalo masalah permit to work, saya bisa keluarin Mas… mau yang Hot ato exlosive work….. tapi permitnya ambil ke Bontang ya…. 😀

  5. 21 September 2011 pukul 4:04 pm

    wuhh..ribett ah..banyak yg langsung jeprettt di depan dispenser tuh.??…

  6. 8 fen7bernadette
    21 September 2011 pukul 5:26 pm

    oo baru tau, thanks ya.

  7. 21 September 2011 pukul 5:33 pm

    oalah tas ngerti aku, maturnuwun mas
    sekalian nititp nggeh

    Feeling while riding Honda All New Blade

  8. 11 micko
    21 September 2011 pukul 6:12 pm

    kalo diliat pake kamera infrared pada waktu isi bensin uap dari bahan bakar bisa dilihat jelas lho…
    dduga blitz camera bs menimbulkan listrik statis
    hal tsb jg brlaku buat hp karena gelembang elektromagnetik yg terpancar

  9. 13 Dismas
    21 September 2011 pukul 9:42 pm

    baru mudeng q… 🙄

  10. 21 September 2011 pukul 10:37 pm

    yang paling simpel saja (menurut prbadi), ketika kita meng-klik tombol shutter, itu serupa ketika kita mengklik saklar lampu di rumah. sekecil apapun, pasti ada lompatan listrik ketika switch terhubung… [cmiiw]

  11. 22 September 2011 pukul 12:49 pm

    kalo kayak gini gimana pak:

    Outlaw

  12. 22 September 2011 pukul 2:20 pm

    aku masih motret di Shell Pluit 🙂 apa yg jaga ga tahu ya, saya minta ijijn dulu soale, pakai HP tanpa blitz

  13. 22 September 2011 pukul 2:55 pm

    hmm SPBU mana yaa.. yang meledak gara-gara blitz

  14. 19 Rollerman
    25 September 2011 pukul 8:35 pm

    untung2nya blum ada alay yang narsis dket Pompa Bensin

    kalo pun ada,mungkin judul fotonya,”10 Detik setelah ledakan di SPBU”
    hahaha

  15. 26 September 2011 pukul 1:33 am

    nice info mas bro, tapi yang saya nggak paham mengapa di pombensin ada larangan menggunakan handphone, alasannya apa ya?
    kalau ada larangan tersebut mengapa banyak spbu yang menjual pulsa elektrik?

    • 26 September 2011 pukul 9:06 am

      Sinyal handphone mengandung gelombang elektromagnet. Dikhawatirkan sinyal tersebut jika terkena uap bensin akan terjadi kebakaran. Btw jual pulsa elektriknya dimana ??? kalo jauh dari dispenser SPBU ato lokasinya di toko2 yang ada SPBU saya rasa aman koq.

  16. 2 Oktober 2011 pukul 9:36 am

    sedikit paham, tapi kayaknya perlu penjelasan yang lebih Ilmiah lagi mas Mitra. miniimal diterangkan secara ilmu Fisika terpan atau gimana.

    kalau dari dulu sih sy sudah tau dilarang. tapi secara logika keilmuan masih bertanya-tanya? dr gelombang elektromagnetik bisa menjadi sulutan/ignition source itu step by stepnya bagaimana.

    sorry kritis. soale penasaran.

  17. 27 A B
    30 Maret 2012 pukul 3:23 pm

    Keren, ya begitulah pengelola SPBU profesional nggak kayak SPBU nya pertamina, seperti di SPBU pertamina 34.11612 kembang kerep di meruya, jelas2 mereka masang panah masuk dan tanda verboden untuk pintu keluar, namun yg dilakukan malah mereka menugaskan security untuk membantu pengendara bandel yang mau memotong jalan dan masuk pada pintu keluar tersebut yang bertanda verboden…nggak kebayang klo terjadi kecelakaan yan menimbulkan percikan api…hal ini sdh di laporkan ke pertaminanya tapi nggak ada respon atau tindakan…heheh…memang beda kemauan dan profesionalitas kali ya untuk dispilin demi keselamatan dan kenyamanan bersama.

  18. 28 Oktober 2012 pukul 8:51 pm

    tapi mengapa kok gak boleh nyalain hp mas bro ?

  19. 19 November 2013 pukul 2:37 pm

    ane baru pertama kali liat pertamina logonya shell.

  20. 30 maria ulfa
    29 Desember 2014 pukul 12:53 pm

    di perbolehkan asal tidak memakai blitz


Tinggalkan Balasan ke A B Batalkan balasan


Disclaimer

Blog ini tergabung dalam komunitas OBI (Oto Blogger Indonesia). Tulisan di blog ini merupakan opini pribadi & tidak serta merta mencerminkan sikap OBI. Sikap OBI akan terpampang di agregator OBI. Masukan, saran & kritik bisa dialamatkan ke mitra5708@gmail.com
September 2011
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930  

Arsip

Pengunjung yang mampir ke blog ini sejak 26 Januari 2010

  • 8.542.697 hits

Masukkan alamat email Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang tulisan baru melalui email.

Bergabung dengan 391 pelanggan lain

Blog ini mendukung