Bandar udara Abdul Rachman Saleh terletak di pinggiran kota Malang & merupakan markas dari TNI-AU. Pesawat taktis OV-10 Bronco yang kesohor itu bertempat tinggal disini. Namun sejak dibuka untuk umum sekitar 4 tahun yang lalu, bandara ini tidak hanya untuk kepentingan militer tetapi juga untuk penerbangan komersil.
Dari pusat kota Malang menuju bandara ini hanya membutuhkan sekitar 15-30 menit. Untuk masuk ke kawasan ini setiap kendaraan akan diperiksa, wajarlah lah wong milik TNI-AU. Beragam pesawat yang sudah gak dipake nangkring disini. Setelah melewati beberapa pesawat, sampailah kita di tempat check-in. Buat yang pertama kali datang jangan heran kalo bandara ini terbilang kecil.
Yup, terbilang kecil. Tempat parkir hanya berjarak beberapa meter dengan ruang check-in 🙂 Tak hanya bangunannya yang imut, tapi landasannya juga. Panjang landasan gak nyampai 2 km ato tepatnya cuman 1.980 m. Bandingkan dengan bandara terdekat (Juanda) yang mencapai 3 km. Pendeknya landasan pacu Abdul Rachman Saleh berpengaruh juga terhadap pesawat komersil yang melayaninya. Bandara ini hanya bisa didarati oleh pesawat Boeing 737 seri 200/300. Selebihnya tidak bisa. Tercatat 3 maskapai telah membuka rute penerbangan ke Malang yakni Garuda Indonesia, Batavia Air & Sriwijaya Air. Dulu Mandala Airlines sempat membuka rute kesini namun sejak mengkandangkan Boeing 737-200 & digantikan oleh Airbus A319/320 tidak ada lagi rute ke Malang. Konon katanya Airbus A319/320 gak sanggup mendarat disini – cmiiw
Pendeknya landasan berpengaruh juga dalam rasa kenyamanan ketika mendarat. Beberapa kali saya merasakan betapa gak enaknya mendarat di bandara ini. Begitu roda pesawat menyentuh landasan, detik itu juga pesawat melakukan pengereman maksimal sampe2 badan para penumpang terdorong ke depan. Pesawat pun berhenti dengan sempurna sambil perlahan berbelok menuju parkiran. Pas berbelok dari jendela terlihat posisi pesawat pas di ujung landasan…edannn !!!! Mendarat lewat sekian meter sudah pasti pesawat akan bablas ke lahan rumput !!! Butuh pilot berpengalaman jika mendarat disini.
Setelah pesawat berhenti dengan sempurna, seperti biasa para penumpang ambil bagasi di kabin & turun dari pesawat. Udara sejuk plus angin sepoi2 menambah kenikmatan. Baru berjalan turun dari tangga pesawat, sudah terlihat dengan jelas para penjemput dari balik pagar 🙂 Pokoknya jauh bener deh dengan bandara Soetta hehehe….
Kalo nggak dijemput bagaimana ??? sayang disini cuman ada layanan taksi bandara milik koperasi TNI-AU. Taksi2 dari perusahaan lain gak boleh masuk ke bandara untuk cari penumpang kecuali ngantar penumpang. Angkutan umum juga tak tersedia.
Sedikit catatan perlu diketahui kalo cuaca buruk kemungkinan besar pesawat akan mendarat ke bandara Juanda kemudian diangkut naik bis menuju Malang. Begitu juga ketika akan take off, kemungkinan pesawat akan ditunda keberangkatannya ato menunggu cuaca agak mendingan.
Yah begitulah sedikit gambaran & pengalaman saya di bandara ini. Semoga bermanfaat bagi bro2 semua jika ingin berkunjung ke Malang 🙂
Numpang pertamax…
saya belum pernah naek pesawat 😥
sekarang masih di Malang mas?
Di Jkt, liburan lebaran kmrn pulang ke Malang 🙂 biasanya sih setahun 2 kali pulang kampung…
ga bisa bayangin gimana kalau pesawat penumpang take off pake mesin pelontar dan mendarat pake tali pengait seperti di kapal induk
waduh kalo dipaksa seperti itu ntar roda pesawat penumpang bisa lepas 😀
➡ whaaa… gak bisa membayangkan suasana di sana… mau cerita juga ketika saya ke Kalimantan Timur, ada bandara yang baru dibangun… suasananya juga minimalis, di sana-sini masih ada beberapa bangunan yang belum selesai… Positifnya, angkutan umum tersedia banyak…
ane pernah naek pesawat perang..naek doang…kan rodanya udah di buang..pesawatnya dimusiumkan..xixiixixix
Pesawat perang iku koyo opo bentuk’e ??? pesawat tempur ???
kalo pernah liat film perang jadoel..pasti tau..xixiix
wah ternyata asli kera ngalam tho? dulu juga sering bolak balik solo malang pas masih ada kantor cabang didaerah comboran dan mergosono
Hehehe….iyo, wah biyen aku sering dolan nang comboran, nggolek barang bekas 🙂
wah sya gk brani naik pesawat soalnya saya blm pernh nyobain Hhaa….
kalo dari sutta, tiketnya lebih mahal dari pada turun di juanda……harga tiket paling murah jika berangkat rabu pagi………..(kebiasaan kabur saat tugas luar)xxixixixi……
Betul, tapi bisa disiasatin koq, belinya jauh2 hari misalnya 1 ato 2 bln sblmnya. Hrgnya gak beda jauh dibandingkan dgn tiket kereta api eksekutif gajayana.
kayak kantor kecamatan ya jadi inget bandara di Kendari, Sulawesi Tenggara sebelum direhab tahun 2006. terminalnya mirip kantor kecamatan. landasan pacunya pendek+bergelombang. tempat ngambil bagasi (apa yah namanya? 😀 ) digerakkan pake tenaga manusia. kacau dah, padahal bandara ibukota provinsi
pernah ke Sanggata di Kaltim Bandaranya kayak terminal bayangan di UKI Cawang Jakarta, itulah perbedaan antara Jakarta dan Di luar ..
kira-kira kalo naik taksi dari bandara malang menuju ke daerah universitas brawijaya/poltek malang berapa ya harganya? saya belom pernah ke malang soalnya.. makasih banyak atas bantuannya
Ada yang bisa bantu ???
haadoh..pingin setengah mati ke bandara ini buat motret semua monumen pesawat yg ada terutama ilyushin 14nya tuh…hayooh..sapa yg punya photonya…mau dong di share
izin save foto buat proosal skripsi ya Kak…
Ada yang punya foto monumen pesawat b 25 mitchel yang di Abdulrachman Saleh gak?
Kalau punya Saya minta fotonya…