Begitulah nasib yang dialami oleh 2 bebek matik yang ada di Indonesia, Yamaha Lexam & Honda Revo AT. Nongol di tahun 2011, bebek matik digadang2 untuk meramaikan pasar sepeda motor lewat aura kemewahan & teknologi yang berbeda namun hasilnya tidak cukup direspon positif oleh konsumen motor tanah air. Menurut AISI, penjualan kedua bebek matik di tahun 2011 mencapai 11.885 unit (Lexam=6.769 unit & Revo AT=5.116 unit).
Sejak triwulan IV 2011 penjualan bebek matik terus menurun. Nasib Lexam malah memprihatinkan yakni gak laku sejak November 2011. Revo AT rada mendingan masih bisa terjual sebanyak 36 unit di Januari 2012. Hingga akhirnya pada bulan Februari & Maret 2012 tak ada 1 unit pun dari keduanya yang berhasil sampai ke tangan konsumen…!!! Apa yang salah dalam produk bebek matik ???
- Perilaku konsumen –> cukup sulit bagi konsumen untuk menerima kehadiran bebek matik. Konsumen masih lebih suka bebek yang oper gigi ato skutik sekalian.
- Promosi –> minim, gak ada sosialisasi ke konsumen. Fitur injeksi pada Revo AT ato CVT minim getaran nan responsif pada Lexam seolah menjadi tak berarti.
- Harga bebek matik –> kelewat mahal, Revo AT dibanderol Rp15,875 juta & Lexam Rp16,8 juta. Jauh diatas harga bebek ato skutik. Bagi konsumen yah mendingan beli bebek ato skutiklah…
Belum lagi segudang pertanyaan dari konsumen seperti tingkat keiritannya, harga jual kembali hingga ketersediaan suku cadang. Apakah Honda & Yamaha masih tetap mempertahankan varian bebek matik ??? ato malah suntik mati…??? entahlah…
kasihan
http://pertamax7.wordpress.com/2012/05/03/yamaha-mio-yamaha-v-ixion-yamaha-byson-dan-suzuki-satria-fu-jadi-incaran-maling/
bunuh saja … jadiin rumpon 😀
mungkin bila desainnya untuk yamaha terinspirasi T-MAX dan honda terinspirasi INTEGRA mungkin akan lain ceritanya