Lagi rame2nya nih, Polri lagi menggodok aturan batas tempuh sepeda motor yakni 200 km. Alasannya untuk mengurangi tingkat kecelakaan. Sudah bisa ditebak, meski baru wacana, kebijakan tersebut menuai pro kontra. Saya sendiri termasuk yang kurang setuju dengan aturan tsb. Lebih2 buat mereka yang doyan turing, udah pasti nentang keras 🙂
Kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh 3 faktor yakni pengemudi, kendaraan & lingkungan. Sekitar 80% kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh kelalaian pengemudi selebihnya faktor kendaraan & lingkungan. Dari sini sudah terlihat bahwa pengemudi (pelanggaran lalu lintas, kelelahan/ngantuk, lalai dsb) adalah faktor dominan. Kenapa motor yang disalahkan ???
Cobalah qta tengok jalanan khususnya di pinggiran kota Jakarta. Begitu banyak pelanggaran lalu lintas mulai dari nerabas lampu merah, ngelawan arus, nyelonong masuk jalur busway, ngembat trotoar dsb tapi didiamkan saja oleh polisi. Ketimbang ngurusin pembatasan jarak tempuh motor kenapa yang jelas2 terlihat oleh mata nggak ditindak ???
Dari sisi pengawasan juga hal yang sulit. Memangnya seluruh polisi turun ke jalan mengawasin motor mana yang sudah lewat jarak tempuh 200 km ??? belum lagi ketika musim lebaran tiba, jutaan motor tumpah ruah mudik ratusan km.
Seperti yang diungkap oleh Road Safety Association (RSA) dalam peringatan “World Day of Remembrance for Road Traffic Victims” (hari korban kecelakaan sedunia) tgl 18 November 2012 bahwa di Indonesia setiap hari sebanyak 89 orang tewas di jalan…!!! Tidak adanya transportasi massal yang baik juga memaksa masyarakat memakai kendaraan pribadi. Pemerintah seakan berlindung di balik kontribusi pajak industri otomotif yang mencapai Rp200 triliun…!!! Pada sisi lain, industri otomotif juga dimanjakan dengan besarnya subsidi BBM yang mencapai Rp180 triliun di tahun 2012.
ane gak setuju 😀
rada aneh aturannya, IMHO
http://irza4627.wordpress.com/2012/11/20/test-milleage-suzuki-satria-fu/
Pemerintah sing penting entuk hadiah .. bodo amat peraturan dilanggar dan pada mati di jalan
polisi kurang kerjaan
Setau saya sebelum ada aturan ini pun BIASANYA yang doyan touring emang udah nerapin hal ini kok… atau klo di motor gak ada display trip KM bisa juga jam tempuh dijadikan patokan…kurang lebih setiap 2 jam gak ada salahnya kan berhenti demi keselamatan diri sendiri & orang lain???
bukan cuma orangnya, jelas2 di buku petunjuk manual jg tertulis kok, si motor juga harus istirahat tiap sekian KM/jam… 🙂
wacana yg gak masuk akal…
malah menambah masalah..
semoga bijak adanya
http://setia1heri.wordpress.com/2012/11/06/surat-terbuka-biker-touring-ruu-pembatasan-jarak-tempuh-motor/
Aya-aya wae… Mikirnya pakai apa, bisa keluar wacana seperti itu…
ane 100% g setuju,itu melanggar hak azazi bikers walau ane g suka touring hihihi..
aya aya wae polisi…..
gak ada urgensinya, lebih baik penegakan hukum tindak tegas pelanggaran lalu lintas
Kebijakan yang kurang bijak!
benar2 ide aturan yg ga berbobot dan jauh dari kesan “CERDAS” benar asal jeplak!! hello pak pol? motor itu mayoritas,ekonomis,praktis,bayar pajak dan merakyat..kenapa anda tekan terus dgn aturan2 yg tdk pintar?? sy prihatin sekali dgn pola fikir polisi RI.
noh tindak pemda2 yg gk betulin jalan rusak..kn ada di pasal lalu lintas..!!
payah!!