Rencana pembangunan enam ruas Jalan Tol Dalam Kota di Jakarta terus menuai kritik dan perlawanan. Meski disebut Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak akan membuat “Jakarta mirip Shanghai”, publik tampaknya lebih sepakat jika Gubernur Jakarta Joko Widodo berkonsentrasi membenahi angkutan umum. Proyek ini tidak akan menyelesaikan masalah kemacetan di Jakarta. Untuk jangka pendek memang macet akan terurai tapi jangka panjangnya ujung2nya akan macet juga.
Pembangunan tol baru senilai Rp40 triliun ini akan merangsang masyarakat untuk memiliki mobil baru & ujung-ujungnya menambah volume kendaraan di ibu kota. Proyek pembangunan enam ruas tol dalam kota akan membuat langit-langit Jakarta dilintasi jalan tol melayang sepanjang 68,77 kilometer & dijadwalkan rampung pada 2022. Kenapa pemilik mobil di Jakarta begitu dimanjakan sih ??? macet sedikit, pelebaran jalan. Macet sedikit biqin jalan tol. Toh tetep macet juga kan..!!! Nilai pembangunan yang fantastis mencapai Rp40 triliun tentunya lebih baik dialihkan ke transportasi publik ato pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jembatan, pembangunan jalan di daerah2 terpencil yang aksesnya sangat minim dsb. Masih banyak daerah2 lain yang membutuhkan perbaikan infrastruktur…!!!
Dukungan untuk proyek ini justru datang dari jajaran Pemerintah Jakarta. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta, Sarwo Handayani menegaskan bahwa proyek tol ini sulit dibatalkan karena sudah masuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Jakarta 2010-2030. Cetak biru pembangunan Jakarta itu sudah diketok di DPRD Jakarta pada Agustus 2011.
Pembangunan enam ruas jalan tol layang dalam kota Jakarta ini terbagi menjadi tiga tahapan yakni :
Tahap I
Semanan-Sunter & Sunter-Bekasi Raya. Konstruksi dimulai Juli 2013 dengan nilai investasi Rp 17,13 triliun. Panjang jalan tol 29,67 kilometer dan ditargetkan selesai Desember 2016.
Tahap II
Duri Pulo-Kampung Melayu & Kampung Melayu-Kemayoran. Konstruksi dimulai pada 2016 dengan nilai investasi Rp 8,1 triliun dan Rp 4,9 triliun. Panjang jalan tol 22,25 kilometer dan ditargetkan elesai Desember 2018.
Tahap III
Ulujami-Tanah Abang & Pasar Minggu-Cassablanca. Konstruksi dimulai pada Juni 2018 dengan nilai investasi Rp 11,37 triliun. Panjang jalan tol 17,86 kilometer dan ditargetkan selesai 2020.
Selain ada penolakan dari publik, Gubernur DKI Jokowi pun bersuara sama yang lebih pro ke angkutan masal. Jokowi pun menemui Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto untuk membahas sejumlah proyek infrastruktur di Jakarta, termasuk proyek enam ruas tol itu. Agak berat nih langkah Jokowi secara mantan Walikota Solo tsb berhadapan dengan Menteri2 & pejabat2 penting.
Transportasi masal yang aman dan nyaman kudu diwujudkan
http://belitong.wordpress.com/2012/11/17/opini-k18-cukuplahh-seperti-ini/
bener bang lebih baek bikin trasportasi publik yang nyaman dan aman untuk warga jakarta……
jiahhh….. palu diketok jamannya si kumis, mana nih si kumis?keliatan banget si foke you pro kendaraan pribadi daripada transportasi masal
kata pejabat2 pemerintah….. proyek jalan tol menggiurkan, gurih & nikmat !!
sepakat !! pembangunan jalan tol dlm kota hanya menguntungkan kendaraan pribadi.
proyek SAMPAH !!!
Reblogged this on Diary Kehidupan and commented:
(Bahasa yang aneh). Menjadikan perenungan buat saya. Mungkinkan saya bisa bersepeda dalam jarak 7 km dari rumah ke tempat kerja dengan bersepeda? Jika dilihat dari kondisi jalannya saja tidak mendukung untuk bersepeda lagi. Berbeda ketika saya masih SMP yang masih nyaman untuk bersepeda cit cot cit cot..
Berita burung tentang bensin premium yang mau di pertamaxkan
Heu heu heuu… apalagi angkot sekarang yang kurang eye cathing, hihiiii.. mending ngepit, dari pada ngangkot 😀
Tambah ruwet
Berat buat dunia usaha kalo BBM naik. Daripada dinaikkan mbokya cari alternatif lain. Cari BBM non fosil T_T
jangak pendek vs jangka panjang