Harga minyak dunia sudah dikisaran US$115 per barrel, sedangkan perhitungan menurut APBN tahun 2012 sebesar US$ 90 per barrel. Kondisi ini membuat beban keuangan Pemerintah meningkat. Subsidi jadi membengkak. Dalam rapat sidang kabinet, presiden SBY menyatakan akan menaikkan BBM Premium. Besarannya masih dihitung karena kalo terlalu banyak bisa berakibat pada inflasi. Tahun 2011 terjadi pembengkakan anggaran yakni mencapai Rp165,2 triliun ato 127,4% di atas target yang ditetapkan APBN 2011. Dalam APBN 2012 subsidi BBM ditetapkan Rp123,59 triliun, listrik Rp44,96 triliun & pangan cuman dipatok Rp15,6 triliun. Padahal sebelumnya, Pemerintah berkeyakinan memilih alternatif yang lain yakni menjalankan pembatasan BBM lewat kebijakan wajib Pertamax atau konversi BBM ke BBG. Namun dua opsi tadi masih menjadi persoalan cukup pelik. Di satu sisi Pemerintah ngotot wajib Pertamax tapi disisi lain pihak Pertamina menyatakan belum siap. Produksi Pertamax saat ini boleh dibilang masih kecil yakni baru sebesar 0,4 juta kilo liter yang diproduksi di Balongan. Belum lagi di beberapa wilayah SPBU yang menyediakan BBM Pertamax masih sedikit. Untuk DKI Jakarta sendiri boleh dikata hampir siap karena 91% SPBU yang ada di Jabodetabek sudah siap melayani Pertamax. Diluar Jabodetabek tapi masih di pulau Jawa mencapai 66% SPBU siap Pertamax. Pulau Sumatera baru ada 29% SPBU, Kalimantan 46%, Sulawesi 36%, Bali – Nusa Tenggara 31% & Maluku – Papua hanya 7% (sumber : Pertamina). Masih jauh sekali dari kondisi ideal…!!!
Dan seperti biasa yang dilakukan Pemerintah jika BBM naik yakni akan memberikan BLT sebesar Rp100rb selama 8 bulan (rencana). Jiahhh… ujung2nya pencitraan deh… maklum partai yang lagi berkuasa sedang gonjang ganjing. Pemberian BLT kepada warga kurang mampu adalah tindakan kurang tepat & tidak menyelesaikan permasalahan. Alangkah baiknya jika diberikan dalam bentuk kupon misalnya kupon sembako ato duitnya dipake buat membuka lapangan kerja, peningkatan kualitas pendidikan, pelayanan kesehatan dsb.
Dulu katanya APBN mau dipatok $ 80/barrel….. apa ndak tekor….. ditunggu $200/barrel…. biar tambah ancur….
http://joetrizilo.wordpress.com/2012/02/25/sebuah-arti/
Moco tambah mumet, piye ki… Susah bhineka tunggale dhewk 😀
punya gas yang lebih ekonomis malah dijual ke cina . . . .
dalam negeri dikasih minyak impor kualitas rendah. . . .
ngelu aku om kalau menyimak sempak terjang pemerintah akhir-akhir ini
keep brotherhood,
salam,
Maklum bentar lagi tutup periode, tambah lagi image partai yang ambruk 😀
Ane pernah nonton metro realita malam. Gas yg ada dipulau bangka / sumatera kalo gak salah dicolong oleh singapura. Buat pasokan listrik disana siang malam. Padahal penduduk sekitar pulau bangka / sumatera masih banyak yg belum menikmati listrik.
kepiye iki jadinya…???
Pak SBY kok gitu ya…???
Beli pesawat baru,
Beli sedan mewah, beli Laptop buat nonton bokep JAV oleh menteri2 korupnya.
Minta naik gaji pula.
Padahal kerjaanya belum pada beres.
Kasihan rakyat gak menikmati apa2..???
Sedangkan utang yg menggunung akibat beli barang2 mewah itu tadi rakyatlah yg harus melunasi..
Nanti efeknya sembako pasti
meroket lagi. Biaya hidup sehari2 pasti bakal lebih mahal juga.
Pak SBY & para pejabat kan
bukan kuli……!!!!!!
Jadi mana tau kehidupan sehari2
rakyat jelata gimana…???
Ntar NKRI kayak yunani
gimana pak SBY…???
Anda siap kejadian tahun 1997 terulang lagi dimana orang awam tak bersalah jadi korban kebiadaban oknum tertentu.
Indonesiaku yg tercinta…..???
Susahnya hidup dinegeri ini…
premium = obat terlarang, ibarat orang yang kecanduan awalnya murah trus harganya dinaikkan sedikit demi sedikit, mau g mau harus beli karena kita perlu, walaupun pejabat sekalipun pasti bakalan tetap nyari padahal udah tahu untuk rakyat kecil , alangkah baiknya premium dihapus saja, diganti sama pertamax sekalin, karena setiap harga bbm naik so pasti harga kebutuhan pokok juga ikut naik, harga bbm turun belum tentu juga harga pokok juga ikut turun, inilah pemerintahan kita murah= banyak yang beli ujung2nya bonus naik insentif lah, sedikit demi sedikit menjadi bukit akhirnya dikorupsiin dah