Salah satu cara yang paling simpel untuk mendongkrak kemampuan tunggangan adalah ganti saluran gas buang dengan produk aftermarket. Beragam knalpot racing membanjiri pasaran mulai dari produk impor hingga lokal. Nah…saking banyaknya merek yang ditawarkan banyak membuat konsumen kebingungan dalam menentukan pilihannya. Kira2 knalpot apa yah yang pas buat motor ini ??? kira2 seperti itulah ungkapan2 mereka.
Kita ambil contoh sebuah motor dalam keadaan standar mengeluarkan tenaga 20 dk @ 8.500 RPM & torsi di angka 20,28 Nm @ 6.200 RPM. Kemudian ada 2 pilihan knalpot racing yang ditawarkan yaitu berlabel A dan B. Setelah diukur hasil sebagai berikut :
- Merek A, tenaga 22,27 dk/8.497 RPM, torsi 20,36 Nm/6.952 RPM
- Merek B, tenaga 21,39 dk/8.483 RPM, torsi 20,69 Nm/6.663 RPM
Kalo diperhatikan secara seksama kedua merek punya keunggulan masing2. Label A unggul di tenaga sedangkan merek B unggul di torsi. Bingung milih mana ??? tenaga ato torsi ??? nah biar gak bingung, saya coba jelaskan berikut ini :
Kendaraan bisa bergerak karena adanya proses pembakaran di ruang bakar. Ledakan yang ditimbulkan oleh campuran bahan bakar + udara & percikan bunga api dari busi ini mendorong piston untuk bergerak dan memutar kruk as (crankshaft). Putaran kruk-as inilah yang dinamakan torsi mesin. Torsi mesin diibaratkan kemampuan puntir sebuah mesin. Gambarannya seperti ketika kita habis mencuci pakaian & kemudian akan mengeringkannya. Makin kuat kita memuntir, pakaian menjadi lebih kering.
Torsi dibutuhkan pada saat RPM rendah, kecepatan rendah, akselerasi ato pada saat kendaraan bergerak dari diam dibandingkan dengan jika kendaraan sudah bergerak. Saat tunggangan sudah bergerak kita hanya perlu sedikit torsi tapi butuh lebih banyak tenaga untuk mendapatkan dan mencapai kecepatan yang lebih tinggi.
Nah berdasarkan penjelasan di atas, buat yang doyan turing ato ngebut pilihlah knalpot bermerek A yang mempunyai tenaga melimpah. Sedangkan jika lebih banyak bermain diperkotaan yang bertipikal stop & go, knalpot merek B adalah pilihan yang pas.
Nah, udah gak bingung lagi kan… 🙂 Sekian sedikit pencerahan dari saya, kalo ada masukan ato koreksi, monggo dikomentari 🙂
pertamaxxx
biasanya type 1. silincernya lebih panjang dari yg type kedua.
Saya mending pilih yg A mas,trus yg penting gak terlalu cempreng cukup ngebass aja suaranya.
asal gak bikin budek telinga yang di belakangnya saja.
Setuju, utk knalpot racing disarankan utk memilih yg ada fitur db killer, suaranya lebih soft / lembut. Produsen2 lokal sdh banyak koq yg membuatnya.
pilih yang getarannya kecil…memperpendek usia conecting-rod kalo frekuensi alami mesin=frekuensi suara kenalpot!!!
Tergantung ruang bakar juga Mit…Ga bisa Kawasaki Ninja 250 di kasih knalpot pendek kek bebek
pilih yang suaranya kecil tapi larinya banter
Sama kayak bro bonsai, pilih yg suaranya gak keras tapi larine kenceng.
dilema nganggo knalpot racing siap2 disemprit pak pulisi
ngk milih dua2nya..coz bakaln kena tilang ama polkis2 rese
sawat kampes ae bos lingga… hehehehe 😆
wah,yang cocok buat blade apa ya?
asal gak ditilang aja mas bro, skrg byk knalpot racing yg kena tilang krn knalpot racing itu peruntukannya utk di sirkuit, biasanya pas kita beli knalpot ada tulisannya tuh …
Betul, skrg ini knalpot racing sdh bnyk yg pake fitur db killer, biar suaranya gak berisik. Knalpot2 impor biasanya ada tulisannya “For Racing Only”
pngen pake,tpi biar dah pke db killer,polkis dijalan lebih killer lagi
ciri2 bentuk yg jelas dan perbedaan A dan B apa?